Kelas : 1 KA 35
NPM : 15111365
Dosen : Retmiarti
MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu
manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi
dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia
bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai
1.
Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2.
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.
Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.
Pembeda manusia dan binatang
5.
Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku
didalam pergaulan.
6.
Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat
dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7.
Sebagai modal dasar pembangunan.
Pengaruh Budaya Terhadap
Lingkungan
Budaya yang dikembangkan oleh
manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang.
Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak
dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan
seseorang dapat mengetahui, mengapa suatulingkungan tertentu akan berbeda
dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Beberapa variabel yang
berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
- Phisical
Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk
kepada lingkungan natural seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
- Cultural
Social Environment, meliputi aspek-aspek
kebudayaan beserta proses sosialisanya seperti : norma-norma, adat
istiadat dan nilai-nilai.
- Environmental
Orientation and Representation, mengacu pada
persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat
mengenai lingkungannya.
- Environmental Behaviordan and Process, meliputi
bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
- Out Carries Produc, Meliputi hasil tindakan
manusia seperti membangun rumah, komunitas dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan
tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan
lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Proses Dan Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan
adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami
perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena
kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang
dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan
kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui
proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu
bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan
yang dihadapinya.
Pengadopsian
suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu,
kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah
sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan
zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam
kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan
bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya
perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai
lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini
kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang
terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau
kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para
penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat
bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di
masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang
ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan
mana yang tidak sesuai.
Problematika Dengan Kebudayaan
Seiring dengan
perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika atau masalah
masalah yang cukup jelas yaitu :
- Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan
pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
- Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
sudut pandang atau persepsi.
- hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor
psikologi atau kejiwaan.
- Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang
komunikasi dengan masyarakat lainnya.
- Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk
terhadap hal-hal yang baru
- Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya
sendiri dan melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal
dengan paham Etnosentrisme.
- Perkembangan Iptek sebagai hasil dari
kebudayaan.
Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana yang
telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai
dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan
yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada
lima penyebab terjadi perubahan kebudayaan tersebut yaitu:
- Perubahan lingkungan alam
- Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan
kelompok lain
- Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
- Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat
atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah
dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
- Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa
memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau
kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan
konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan
sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang
memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya yaitu yang
akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah
spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan
konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk
serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin
seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal
sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria.
Anak muda perempuan dikenal sebagai putri
dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin , bayi, balita,
anak-anak , remaja, pemuda/i,dewasa, dan orangtua.
Selain
itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri
fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi
sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota
partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh,
keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain
sebagainya.
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah
mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan
dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra sertafilsafat. Perkotaan paling
awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu
(Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak
sampai ke palaeolithik (lukisan
goa, arca
Venus, tembikar / pecah belah dari
tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan
transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik
menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan
menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing,lembu).
Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat
(lihat Sejarah iptek).
Sebuah
kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur),
yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan
kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh
beberapa hal, di antaranya karena perbedaan umur,
ras,
etnisitas, kelas, aesthetik, agama,
pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada
beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan
kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat
tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan
minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli,
keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan
yang berkuasa.
- Monokulturalisme:
Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi
kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan
saling bekerja sama.
- Leitkultur
(kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam
Tibi di Jerman. Dalam
Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan
kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada
dalam masyarakat asli.
- Melting
Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan
kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
- Multikulturalisme:
Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga
kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan
kebudayaan induk.
Hampir
semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya
naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya
sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara
belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya
hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan
manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa
kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan
kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan
dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa
yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal
yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan
manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of
life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Unsur-Unsur
yang Membangun Manusia
Manusia
terdiri dari 4 unsur:
- Jasad : Tubuh
manusia yang dapat dilihat dan diraba
- Hayat : Unsur hidup
yang ditandai dengan aktivitas
- Ruh :
Bersifat spritual berhubugan langsung dengan Tuhan
- Nafs :
Kesadaran/akal tentang diri sendiri
►Manusia
Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
- ID
: Merupakan kepribadian yang mendasar
- EGO
: Bagian dari ID sebagai kepribadian yang berbeda dari lainnya
- SUPER EGO : Struktur
kepribadian yang paling akhir terbentuk dari luar
►Hakekat
Manusia
- Makhluk ciptaan Tuhan
terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan yang utuh
- Memiliki perasaan
intelektual, estetis, etis, diri, sosial, religius
- Makhluk hayati dan
budayawi
- Makhluk ciptaan Tuhan
yang terikat dengan lingkungan
►Pengertian
Kebudayan
Menurut
E.B Taylor (1871) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuaqn,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut
A.L Krober dan C.Kluckhon,kebudayaan diartikan menifestasi/penjelmaan kerja
jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
►Unsur-Unsur
Kebudayaan:
- Sistem religi
- Sistem organisasi kemasyarakatan
- Sistem pengetahuan
- Sistem ekonomi
- Sistem teknologi dan peralatan
- Bahasa
- Kesenian
►Wujud
Kebudayaan
Menurut
dimensi wijudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
- Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia
- Kompleks aktivitas
- Wujud sebagai benda
►Orientasi
Nilai Budaya
- Hakekat hidup manusia : hakekat
hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern.
- Hakekat karya manusia : setiap
kebudayaan hakekatnya berbeda-beda untuk hidup kedudukan, gerak hidup
untuk menambah karya.
- Hakekat waktu manusia : hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, masa lalu atau mas kini.
- Hakekat alam manusia : ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam ada juga
yang harus menyatu dengan alam.
- Hakekar hubugan manusia :
mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal maupun horizontal.
►Perubahan Kebudayaan
Terjadinya
gerka perubahan kebudayaan disebabkan oleh :
- Perubahan jumlah penduduk
- Perubahan lingkungan hidup
►Faktor
yang Mempengaruhi Diterima atau Tidak Unsur Kebudayaan Baru
- Terbatasnya masyarakat memiliki
hubugan atau kontak
- Pandangan hidup dan nilai-nilai
yang dominan
- Sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan
- Dapat dengan mudah dibuktikan
kegunaannya oleh warga masyarakat
►Kaitan
Manusia dan Kebudayaan
Hubugan
antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi
lain hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis.
Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap yaitu:
- Eksternalisasi : Proses
dimana manusia mengekspresikan dirinya
- Obyektivitas
: Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif
- Internalisasi
: Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar