Nama : Nurma Yeni Yuli Lestari
Kelas : 1 KA 35
NPM : 15111365
Dosen : Retmiarti
PERUBAHAN KEBUDAYAAN KARENA PENGARUH DARI LUAR
Kelas : 1 KA 35
NPM : 15111365
Dosen : Retmiarti
PERUBAHAN KEBUDAYAAN KARENA PENGARUH DARI LUAR
Perubahan
dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam
masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak
terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan
pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi
di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata
pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta
religi/keyakinan.
Perubahan
sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan
mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi
organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas
dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan
kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan
(Soekanto, 1990).
Perubahan
kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut
dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah
sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar
sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul
karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran
secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila
diambil definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan
merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga
masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup
unsur-unsur tersebut. Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial
dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut
paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam
cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Dan
di tengah Maraknya arus Globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara
cara tertentu membuat Dampak Positif dan Dampak Negatif nya sendiri Bagi Bangsa
Indonesia. Terutama dalam Bidang Kebudayaan. Karena semakin terkikisnya nilai –
nilai Budaya kita oleh pengaruh budaya Asing yang masuk ke Negara kita.
Oleh
karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan
Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian
yang mampu melahirkan “nilai-tambah kultural”. Pakem-pakem seni (lokal dan
nasional) perlu tetap dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat.
Melalui dekomposisi dan rekonstruksi, rekoreografi, renovasi, revitalisasi,
refungsionalisasi, disertai improvisasi dengan aneka hiasan, sentuhan-sentuhan
nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap
posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya seni. Di sinilah
awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan “modal sosial-kultural”
masyarakat.
Kebudayaan
lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus
tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya.
Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang
sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya
zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya,
masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis
dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak
faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya
merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian
bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya
lokal mulai dilupakan.
Dimasa
sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit
demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke
dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya
dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan
tertutup.Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut
berubah.Sekarang berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan
yang sudah melekat erat didalam masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis
makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat
sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti
KFC,steak,burger,danlain-lain.Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut
higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut juga
telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan kita.Hal ini mengakibatkan makin
langkanya berbagai jenis makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka
tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis
makanan tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.
Tugas
utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan,
menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat
memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya
budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain.Berikut beberapa hal
yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.
- Keanekaragaman budaya lokal yang ada di
Indonesia
Indonesia memiliki
keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang tidak
dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki
Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas
budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat
istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat
memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
- Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang
dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah
adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.
Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti
banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar
tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan
buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas
yang unik.
- Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya
bangsa
Kesatuan budaya lokal yang
dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara
Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan
baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
2. Kelemahan
- Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga
budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih
budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini
bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi
banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal
juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak
meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
- Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi
sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut.
Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang
akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
- Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya,
harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak
menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran
budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya
bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan
zaman.
3. Peluang
- Indonesia dipandang dunia Internasional karena
kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di
jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat
mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
- Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa
persatuan
Usaha masyarakat dalam
mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat
memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal
sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
- Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering
kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata
yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus
diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
- Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan
bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya
lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan
budaya dan komunikasi antar budaya.
4. Tantangan
- Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan
fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan
budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker
serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah
- Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak
memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu
factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi
(sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan
Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan
iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh
masyarakatnya.
- Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi
tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran
budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.
Perubahan budaya dan
arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya tersingkirkan
Perubahan
budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai
yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh
satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan
setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia
sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam
bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu
sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan
film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv
internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak
dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain
yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun
makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan
bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil
memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga.
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian
dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.
Di saat yang
lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita
disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih
beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan
hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi
yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional
Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis
Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan
perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir
sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi
informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang
berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir
dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian
tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih
menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus
tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi
komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga
alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian
tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata
Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional
Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu
agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah
kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan
contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional,
melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat
di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati
begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni
pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula
kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi
komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja
kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok
Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki
penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran
televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian,
ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi
dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap
bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit.
Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom
Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun
pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak
beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai
bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan
nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari
kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang
kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu
atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.
Kita sebagai
seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita
menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa
memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya
daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang
menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin
bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga
keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan
kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan
peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi
peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai
substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui
pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa
dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai
pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
a.
Jalur Intrakurikuler
Untuk
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa
adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat
menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman mahasiswa
terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler;
artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau
materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah.
Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya
Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi ilmu sosial. Dalam
dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu
tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, dan manusia, sains
teknologi, dan sen.Kemungkinan yang kedua tampaknya
telah diakomodasi dalam kurikulum program studi-program studi yang termasuk
dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra
atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan budaya daerah adalah
Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, dan
Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui mata kuliah-mata kuliah itu,
mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi,
mendokumentasi, dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan
semacam itu pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat
yang juga telah melakukan pelestarian.
Jalur
intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman bahkan
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah adalah
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman
yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung dalam
pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Kuliah Kerja Profesi (KKP)
yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro telah digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan
pengembangan seni dan budaya daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya
yang berasal dari program studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian
telah membantu merevitalisasi seni budaya yang tumbuh dan berkembang di
Semarang, misalnya batik Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu
mempromosikan perkumpulan Wayang Orang Ngesthi Pandhawa.
b.
Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa (Daerah Lainnya) merupakan langkah lain
yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni
dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu
mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan
wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah
mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi.
Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian
daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau
pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah.
Forum-forum festival seni
mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan
wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan
budaya daerah.
Kesimpulan
Perubahan Dinamis dan arus Globalisasi yang tinggi
menyebabkan Masyarakat kita sebagai bangsa indonesia yang memiliki banyak dan
beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan pentingnya peranan budaya lokal
kita ini dalam memperkokoh ketahanan Budaya Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya
Lokal yang kita miliki ini dapat menjadikan kita lebih bernilai dibandingkan
bangsa lain karena betapa berharganya nilai – nilai budaya lokal yang ada di
negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa lebih tanggap dan peduli lagi
terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia ini. Selain itu kita harus
memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di
Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya
kita tetap terjaga dan tidak diambil oleh bangsa lain. Karena kekayaan bangsa
Indonesia yang tidak ternilai harganya itu dan tidak pula dimiliki oleh
bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris
budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar